Diduga Orang Suruhan PT SKB, Oknum Preman kembali berulah intimidasi masyarakat
MUARATARA - Sebuah video dengan narasi diduga preman bayaran PT SKB serang buruh panen, Dino Lawyer Koperasi Inhutani hampir mati.
Video tersebut diunggah di kanal Youtube
@detiktv_sumsel dan diunggah juga di akun tiktok @detiktvsumsel.co.id.
Video itu diunggah satu hari lalu atau Jumat (03/01/25) sampai Sabtu (04/01/25) petang, video tersebut telah ditonton sebanyak 136 kali.
Dalam keterangan video itu, diketahui insiden ini terjadi di salah satu perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Menurut dari keterangan seorang pria yang diduga bernama Dino kuasa hukum (lawyer) koperasi inhutani dalam video tersebut menerangkan jika peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.30 WIB siang waktu setempat.
"Awal mula kejadian ini, sekitar pukul 1.30 siang, kita dan anggota lainnya serta karyawan lagi buat pondok (gubuk red) untuk tempat istirahat tahu-tahu ada dua alat berat berupa jonder dengan komandonya koordinator lapangan, Jumadi dan humasnya, Pak Subandi datang dengan membawa anggota kurang lebih 25 orang,"jelas seorang pria di dalam video tersebut.
Dia juga mengatakan pihaknya juga sempat berbincang bincang terkait soal status lahan itu.
"Namun, pak Jumadi dengan dasar apa kalian berdiri di atas lahan ini, saya bilang lahan ini punya koperasi, punya klien kita pak Mitraharjo,"katanya.
Tapi lanjutnya, beliau tetap ngotot. "Saya bilang SKB tidak pernah ada di Muratara atau di BM 2 ini. SKB secara izin HGU nya berada di Desa Sukuuban Batang Hari Kabupaten Musi Banyuasin,"bebernya.
Setelah perdebatan, sambungnya, datanglah satu unit mobil merk Pejero bewarna hitam dengan berjumlah empat orang.
"Keempat orang itu langsung turun langsung ngamuk-ngamuk, langsung cari saya, setelah itu, melihat anggota kita dalam kondisi masih bertahan di sana (lahan red).
Orang dari mobil ini ngambil senjata dan ngambil parang yang ada di mobil, untuk menyerang sehingga anggota saya yang jumlah lebih kurang 50 sudah kocar kacir sudah lari semua,"jelasnya.
Tambahnya, waktu itu, dirinya sempat di intimidasi mau dianiaya dengan mereka yang bawa senjata. Dan ini merupakan pengerusakan.
"Waktu pengurusakan saya ada di TKP dan sempat merekam, dan mereka mau membakar kem kami. Mereka mau merusak pondok yang baru mau kami bangun dengan bensin yang kami sediakan disana untuk mesin kecil untuk listrik tiap malam di ambil oleh mereka. Kemudian, tali tali Kem di potong dan di bakar di situ,"ungkapnya.
Saat disingung atas perintah siapa, pria itu menyampaikan untuk sementara waktu diduga ini merupakan atas perintah dari pihak manajemen PT SKB maupun direksi.
"Karena mereka jelas pakai baju yang seragam ada logo SKB. Tapi tidak semuanya pakai baju seragam itu,"ujarnya.
Saat ditanya soal apakah 25 orang itu, membawa senjata semua atau tidak, pria itu menyebutkan untuk 25 orang di awal dirinya tidak melihat membawa senjata.
"Mungkin senjata itu ada dalam bentuk pisau yang ada di pinggang dan sebagai macamnya atau di jonder itu cuman ketika kita lagi negosiasi berbicara tentang lahan ini kepada Pak Jumadi.
Saya tidak menemukan baik Pak Jumadi dan anggotanya yang waktu itu dekat dengan saya tidak ada yang bawa senjata,"ucapnya.
Atas kejadian ini, kata dia, kerugian ditaksir sekitar kurang lebih 50 Jutaan. "Disana ada 1 satu buah laptop, 1 buah felsdis, 2 buah Handphone, sejumlah tas, baju dan segala macam yang sudah di bakar termaksud kayu untuk membangun kembali juga kita beli. Jadi jika di taksir jumlahnya kurang lebih 50 Jutaan,"tandasnya.
Ditambahkannya, atas peristiwa ini sudah di laporkan ke Polres Musi Rawas Utara, pada pukul 23.00 WIB waktu setempat.
"Saya meminta kepada aparat penegak hukum terima pihak kepolisian Polres Musi Rawas Utara untuk bertindak secepatnya. Agar kedepannya tidak terjadi lagi perbuatan perbuatan seperti yang saya alami ini,"pungkasnya.
Reporter : Mulyadi/jm