Kepengurusan Baznas Pesisir Selatan Kisruh
PESISIR SELATAN- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan-Kemenag) Kabupaten Pesisir Selatan (Sumbar), Abrar Munandar mengakui terjadi kekisruhan didalam internal pengurus Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2021/2026.
“Ia benar sedang tidak kondusif, saya sudah berupaya menjalankan fungsi pembinaan namun kembali terjadi kisruh,”ucapnya, Jum’at (08/09/2023) diruangan kerjanya.
Ternyata berdasarkan ulasan dari dari kepala kantor kemenag itu juga menyebutkan bahwasanya selama kepengurusan Baznas periode saat ini telah terjadi dua kali kisruh internal, Dan sebelumnya berhasil di selesaikan lewat proses mediasi.
Namun, untuk kisruh kali ini sulit untuk diselesaikan, dikarenakan empat orang pimpinan Baznas dinilai telah melakukan proses akuisisi pimpinan baznas dengan melakukan rapat pleno Dan menggulingkan kepemimpinan Yose Leonando sebagai ketua Baznas.
“Itu suatu tindakan yang Ilegal menurut saya, karena menciptakn konflik sendiri, itu tidak baik dan saya telah berkomunikasi dengan bupati terkait dengan hal itu, “ulasnya.
Dan Ia pun akan merencanakan bakal memintai pejabat daerah lainnya yang memiliki kemitraan dengan Baznas untuk menyelesaikan konflik internal tersebut. “kalau tidak bisa diselesaikan, supaya lebih fair, alangkah baiknya dilebur kembali, dan kemudian dilakukan proses seleksi ulang, itu lebih fair sekali, ” tambahnya.
Ia menambahkan, bahwasanya persoalan kudeta kepemimpinan Baznas tersebut muncul dari pimpinan Baznas lainnya adalaj buntut dari tidak disetujuinya kesepakatan terhadap calon penerima bantuan modal usaha oleh Baznas terhadap para mustahik.
“Dari draft yang saya terima memang tidak mencerminkan azas pemerataan, Dan cenderung menyalahi Perbaznas Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Kode Etik Amil Zakat, termaktub pada bagian ke-empat Keadilan pasal 10,” tuturnya.
Dalam pasal 1 ayat 1 point a, bertindak netral dan tidak memihak terhadap asal. usul, ras, suku, bangsa, kelompok, atau aliran partai politik tertentu, serta media massa tertentu, dalam menjalankan Pengelaolaan Zakat.
“Kalau kita lihat dari draft penerima bantuan modal usaha yang tidak disetujui oleh Yose Leonando itu wajar, Karena mereka calon penerima bantuan berasal dari hampir dari masing-masing nagari atau kecamatan tempat tinggalnya, tentulah tidak mencerminkan azas Keadilan, maka dengan itu tidak disetujuinya, “tegasnya.
Justru dengan tidak disepakatinya rapat pleno penentuan calon penerima bantuan modal usaha itu, pimpinan baznas lainnya menggelar pleno penggantian ketua baznas.
“Makanya kita nilai tidak baik, dan sejatinya mesti diselesaikan dengan cepat, kapan perlu dilakukan dulu audit terhadap keuangan baznas itu Baru dilebur, “tutupnya.
Sementara itu, ketua Baznas Kabupaten Pesisir Selatan. Yose Leonando. Melalui via pesan whatsapp. Senin 11/09 membenarkan bahwasanya Baznas tengah tidak baik-baik saja, dikarenakan adanya salah seorang yang menjadi pemicu ditubuh baznas.
Hal itu yang menjadi salah satu pemicu terjadinya kekisruhan di dalam baznas, dikarenakan keinginan dan ambisi untuk kegiatan bantuan modal usaha diberikan kepada kolega dan keluarga dekat.
“Tentulah jelas saya tidak menyetujuinya, karena baznas ini adalah milik umat, bukan milik kelompok, keluarga atau pun kolega, justru itu saya dilalukan kudeta, “ucapnya.
Menurutnya, karena kisruh di internal Baznas telah terjadi dua kali dan pemicu atau penyebabnya selalu dari wakil ketua IV.
“Walaupun sudah saya komplain sebelum rapat pleno, pimpinan sudah mensiasati agar pleno mengacu kepada draft penerima bantuan yanh disampaikan, kalau masih mengacu ke sana (draft-red) maka tidak mencerminkan keadilan dan pemerataan, “tuturnya.
Oleh sebab itu, Ia meminta pengambil kebijakan (Bupati-Red) untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Pengurus baznas. “Saya setuju dan sepakat sekali jika dibubarkan, dan dibentuk pansel dan di seleksi ulang kembali, “tutupnya.
Liputan : (BS/Cen)